Angin terus bertiup di malam gelap yang pekat
Hati gundah tak tentu arah
Merasa sendiri di saat sepi
Hidup tak berarti semakin letih saat kau tak disini
Malam terus menjelang
Kamu pun terus terkenang didalam pikiran
Esokkan ada mentari sambut hati yang pedih
Saat matahari menunjukkan wajahnya
Tatkala dia tersenyum sedih tanpa henti
Hingga malam sembunyikan sinarnya
Tapi awan selalu mengerti kesedihannya
Menemani matahari tanpa dia sadari
Malam, siang terus berganti
Janji-janji sucipun mulai terukir
Janji matahari adalah bersinar
Janji bulan adalah benderang
Janji ku adalah setia
Di suatu
masa nanti
Kau akan
percaya bahwa aku selalu menjadi bintang buatmu
Yang
selalu temani bulan dalam sepinya
Di suatu
masa nanti
Kau akan
menyadari bahwa aku selalu buat kamu
Hingga
detik terakhirku padamu
Setiaku bagaikan air yang mengalir tanpa henti
Setiaku bagaikan api yang membara besar
Akan ku titipkan rasa kasih sayangku pada angin yang bertiup
sejuk
Di saat siang dan malamnya
Agar kau dapat merasakan cinta tulusku padamu
Tapi hidupku kini bagaikan lilin yang mulai padam disiram air
mata
Maafkan aku
Kelak di
saat ku tak bisa melihat bintang dan bulan
Kan
kutitipkan pada mereka rasa cintaku yang mendalam
Jika di
saat kau melihat mereka
Kau akan
tersenyum bahagia dan sedih
Mengenang
indahnya memori kita
Maafkanlah aku untuk yang terakhir kalinya
Ku takkan bisa menjadi api yang membara lagi di hatimu
Karena aku telah padam di dera air hujan
created by hasyara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar