Laman

Minggu, 28 September 2014

Puisi untuk Dewan Penghianat Rakyat

"Dewan Penghianat Rakyat"

Tahukah engkau bahwa seekor kerbau lahir dari mana?
tahukah engkau dari mana kerbau itu besar?
tahukah engkau dari mana kerbau itu menjadi kuat?
itu adalah dari seekor kerbau betina yaitu ibunya
tapi tahukah kalian setelah lahir,besar dan kuat
kerbau itu akan mengawini ibunya sendiri.
tahukan kerbau itu berterimakasih pada ibunya?
tidak! bahkan dia lupa dari mana dia lahir, besar dan kuat.
apakah kalian ingat wahai Dewan Perwakilan Rakyat,
kalian besar dan kuat karena kami (rakyat).
tanpa kami sesungguhnya engkau tak lebih dari sampah yang terpijak
adakalanya engkau sesekali menjadi seorang hewan dari pada seekor manusia,
RUU PILKADA saat itu telah mengancurkan hak kami sebagai bangsa Indonesia,
kalian menghapus kedaulatan kami untuk memilih pemimpin kami.
terkadang seekor kerbau akan menolong ibunya ketika diserang oleh mangsa,
tapi kalian?
bahkan kalian tidak mampu seperti kerbau itu!
kalian lebih buruk dari seekor kerbau,
aku tahu kalian hebat dalam menipu,
tapi aku sangat yakin kalian adalah seorang "Dewan Penghianat Rakyat"
hanya penyesalan yang terucap dalam hati kami,
tetapi kami tidak akan pernah diam atas kezaliman kalian
kami akan terus berjuang untuk mendapatkan hak kami kembali,
kami tidak lagi buta
karena kalian telah membuka mata kami untuk siapa yang layak dipilih nantinya.

Kamis, 08 Mei 2014

Atas Nama Cinta

Desiran debu beterbangan di udara
Daun-daun jatuh berguguran
Suara gemuruh angin menerpa ranting-ranting pohon
Terjadilah semua itu
Terjadi semua itu
Ketika ku ingin melengkapi ke 11 tulang rusukku
Di perjalanan ku harus melewati kobaran api
Ku harus melewati badai angin
Di perjalanan itu juga
Ku harus bisa menyimpan api dan angin itu
Ku harus mengenggam api itu
Agar aku bisa mencairkan es yang sedang membekukan hatimu
Ku harus menyimpan angin itu
Agar aku bisa merobohkan kerasnya dinding hatimu
Aku terpaksa harus menyerap cahaya bintang dan bulan
Agar aku bisa menerangi kegelapan di ruang hatimu
Pertaruhan harapan tlah terjadi antara aku dan diriku
Cinta atau benci
Baik atau buruk
Bersatu atau hancur
Ternyata semua berpihak padaku
Cinta telah ku genggam
Benci telah ku lenyapkan
Atas nama cinta
Ku serahkan seluruh pengorbananku untuk menjagamu
Ku relakan seluruh nafasku tuk melindungimu
Ku berikan seluruh tubuhku tuk mendampingimu
Kembalilah ke tubuhku wahai kekasihku
Jadilah tulang rusuk yang ke 12 bagiku
Lengkapi hidupku dengan hidupmu

Relakan matimu dengan matiku

Created by hasyara

Akhir yang Bahagia

Dalam kegelapan ku selalu berlindung di balik cahaya
Di balik cahaya ku selalu ingin mencari kebahagiaan
Kebahagiaan yang penuh kebahagiaan
Goresan tinta di balik kertas
Tersimpan kisah yang tak bertepi
Waktu yang terus berlari
Mengejar ku tuk mencari semua itu
keringat darah telah mengalir dari dahiku
Saatku berusaha tuk mendapatkan segenggam kebahagiaan
Nafas bagaikan angin yang sedang mengamuk
Saatku ku coba tuk merangkai bingkai waktu
Detik demi detik
Hari demi hari
Darah pun mulai terkikis habis
Nafas kian lenyap tak terhirup lagi
Kini waktu hampir membunuhku
Langkah demi langkah
Tak terhitung langkah yang telah ku jalani
Hingga ku terlupakan oleh semuanya
Kini langkahku hanya tinggal satu
Hidup atau mati
Ku langkahkan kaki yang terakir tuk mendapatkan kebahagiaan itu
Ku taruhkan semua harapanku
Perlahan waktu mulai menjawabnya
Awalnya dunia bagaikan mengikatku dengan rantai besi
Yang membuatku hanya terdiam dan terpaku
Tapi akhirnya ku dapat melepaskan semua itu
Rantai besi telah  berubah menjadi rantai kebahagiaan

Yang mengikat aku dan kau dalam ikatan cinta

Created  by hasyara

Embun Untuk Bunga Yang Layu

Tetes embum di pagi hari begitu sejuk menyentuh kalbu
Dalam kejernihan nya yang begitu suci
Tersimpan sejuta kemegahan yang begitu berharga
Sejuknya meninggalkan kabut yang menutupi alam
Yang bisa menghilangkan  sejenak keindahan dunia
Tertutupi langkah yang terkadang terhalang kabut
Seakan hanya bisa berjalan tanpa melihat ke depan
Yang terbayang hanya sebuah impian dalam hati
Dinginnya embun seakan membekukan darah dalam nadi
Berusaha tuk hentikan langkah kaki ini
Tapi keyakinan ini tak bisa di hentikan tuk menggapainya
Terus melangkah dengan apapun
Hingga duri-duri yang tertidur pun terlewati
Embun yang suci terkadang meninggalkan berbagai rintangan tuk menyentuhnya
Begitu sulit tuk menikmatinya
Begitu sakit tuk menggapainya
Kepedihan saat melangkahkan kaki ini terus mengalir hingga tetesnya memerah darah
Kelelahan sesaat menghampiri tuk hentikan semuanya
Cobaan yang selalu datang  akan terus memeluk erat hidup ini
Aku ...
Adalah lelaki yang berjalan dalam kelukaan hati
Berusaha tuk melangkah menemui sang bidadari di sana
Dia adalah kebahagiaan yang pernah terlewatkan dalam hidup ini
Tanpanya ku hanya seuntai debu yang selalu terbawa angin
Awalnya ku telah memekarkan bunga yang sedang layu dalam hatinya
Tapi ku tak mampu pertahankan keindahannya
Hanya tersiram tetes air mata ini tuk menghidupinya ....
Kini ku ingin menemukan setetes embun tuk memekarkanya lagi
Kau adalah bunga yang membuat hidup ini terlihat indah 
Kini kau sedang layu dalam panasnya bumi ini
Ku tak pernah ingin kehilangan semua ini
Kau selalu datang dengan keindahanmu
Datang tuk memberikan ku seberkas cahaya yang menerangi jalanku
Datanglah sebagai bunga tidur dalam mimpiku
Sentuhlah diri ini tuk menenangkanku
Hidupku bernafas padamu
Ku akan membawamu dalam hidup ini
Dan memberikanmu embun yang suci
Agar kau bisa tetap hidup dengan indah di hati ini ...



Created by hasyara

Detik Demi Detik

Detik demi detik...
Waktu terus langkahkan detik-detiknya
Terasa keindahan alam yang begitu sejuk
Terasa keriduan akan indahnya dirimu
Detik demi detik...
Terasa kesedihan dan kebahagiaan dihati
Kebersamaan yang selalu kita rasakan
Perlahan mulai pudar terhapus waktu
Tinta cinta yang dulunya tebal
Perlahan akan mulai habis terhembuskan angin
Cinta yang ada dalam hati
Mulai dikikis habis oleh virus
Kekasih yang dulu setia
Mungkin akan menjadi pasir
Kekasih yang dulu dalam genggaman
Mungkin akan menjadi kupu-kupu yang indah
Detik demi detik ...
Air akan selalu mengalir
Angin akan selalu bertiup
Tapi ...
Kesetiaan tak pernah mengalir bagaikan air
Kebersamaan tak pernah bertiup bagaikan angin
Kesetiaan akan selalu terikat pada kebersamaan
Haruskah kesetiaan berubah menjadi asap
Yang tak ada api maka tak ada dia
Kesetiaan akan menjadi bulan
Yang selalu terang dalam kegelpan
Kesetiaan akan menjadi embun
Yang selalu ada disetiap paginya
Detik demi detik ...
Waktu bagaikan pedang yang selalu menusukku
Terlewatkan akan hal-hal yang buruk
Teringatkan pada kenangan yang tak bisa dilupakan
Akan menjadikan kebahagiaan dan siksaan yang tak terlupakan
Aku akan kehilangan senyummu
Aku akan kehilangan tatapanmu
Aku bahkan akan kehilangan dirimu
Detik demi detik ...
Harapan akan datang dan pergi
Kita dipertemukan tuk dipisahkan
Simpan air matamu tuk hari esok
Kesedihan bukanlah kesedihan
Kebahagiaan bukanlah kebahagiaan
Berikan senyumamu yang terindah
Disaat ku pergi untuk kembali...
Dan ku ingin mendengar
Ucapan kata”aku akan menunggumu sayang”

Created by hasyara


Akhir Setiaku

Angin terus bertiup di malam gelap yang pekat
Hati gundah tak tentu arah
Merasa sendiri di saat sepi

Hidup tak berarti semakin letih saat kau tak disini
Malam terus menjelang
Kamu pun terus terkenang didalam pikiran
Esokkan ada mentari sambut hati yang pedih
Saat matahari menunjukkan wajahnya
Tatkala dia tersenyum sedih tanpa henti
Hingga malam sembunyikan sinarnya
Tapi awan selalu mengerti kesedihannya
Menemani matahari tanpa dia sadari
Malam, siang terus berganti
Janji-janji sucipun mulai terukir
Janji matahari adalah bersinar
Janji bulan adalah benderang
Janji ku adalah setia
Di suatu masa nanti
Kau akan percaya bahwa aku selalu menjadi bintang buatmu
Yang selalu temani bulan dalam sepinya
Di suatu masa nanti
Kau akan menyadari bahwa aku selalu buat kamu
Hingga detik terakhirku padamu
Setiaku bagaikan air yang mengalir tanpa henti
Setiaku bagaikan api yang membara besar
Akan ku titipkan rasa kasih sayangku pada angin yang bertiup sejuk
Di saat siang dan malamnya
Agar kau dapat merasakan cinta tulusku padamu
Tapi hidupku kini bagaikan lilin yang mulai padam disiram air mata
Maafkan aku
Kelak di saat ku tak bisa melihat bintang dan bulan
Kan kutitipkan pada mereka rasa cintaku yang mendalam
Jika di saat kau melihat mereka
Kau akan tersenyum bahagia dan sedih
Mengenang indahnya memori kita
Maafkanlah aku untuk yang terakhir kalinya
Ku takkan bisa menjadi api yang membara lagi di hatimu
Karena aku telah padam di dera air hujan

created by hasyara